Arti Lambang Kabupaten Karawang



Logo Kabupaten Karawang
Arti Lambang
1. Perisai : Sesuai dengan kepribadian kita maka bentuk lambang bertokohkan perisai Indonesia.

2. Warna Dasar; Melambangkan:

Warna dasar hijau muda mencerminkan lambang kemakmuran alam Indonesia.


Warna dasar kuning mencerminkan keagungan.


Warna dasar biru mencerminkan kesetiaan.


Warna dasar hitam mencerminkan keteguhan.


Warna dasar putih mencerminkan kesucian. Warna dasar merah mencerminkan keberanian dan perjuangan.


3. Golok Lubuk; Melambangkan : Mengandung arti / melambangkan Alif artinya Karawang merupakan daerah Pangkal Perjuangan Kemerdekaan.


4. Padi Kapas ; Artinya:


a. Tangkai padi sebanyak tujuh belas butir dengan dua helai daun padi melambangkan tanggal hari Proklamasi Kemerdekaan, juga melambangkan bahwa Karawang sejak masa Mataram hingga kini sebagai lumbung padi/beras Nasional;


b. Tangkai kapas sebanyak sepuluh kuntum dengan tiga helai daun kapas dan tiga baris putih ditengah golok lubuk melambangkan tanggal berdirinya Kabupaten Karawang tanggal 10 pada bulan ketiga yaitu bulan Mulud tahun 1043 Hijriyah, atau 10 Mulud 1555 Tahun Jawa atau 14 September 1633 Masehi.


5. Bangunan bertajuk delapan ; Artinya :


a. Benteng merupakan Kabupaten Karawang pada masa kekuasaan Sultan Agung Mataram dijadikan basis pertahanan untuk menyerang VOC di Batavia;


b. Bendung merupakan sarana pengaturan penyaluran air bagi kepentingan pertanian juga sebagai tanda perpaduan antara sejarah dengan perkembangan teknologi modern;


c. Tajuk berjumlah delapan melambangkan sejarah kemerdekaan yang pangkalnya dilaksanakan di Rengasdengklok pada bulan kedelapan ( Agustus ) 1945 juga melambangkan pertumbuhan Kabupaten Karawang sebagai daerah Industri.


6. Gelombang air sebanyak empat.; Melambangkan :


a. Kekayaan air merupakan ciri khas Kabupaten Karawang, yaitu sungai, situ, curug dan laut;


b. Sebagian besar wilayah Kabupaten Karawang dikelilingi dan dilintasi aliran sungai, sebagai bukti kesuburan tanah pertanian bahkan sejak abad ke IV pada masa kerajaan Tarumanegara sungai Citarum dijadikan sarana dan prasarana kehidupan masyarakat Karawang.


7. Lambang rawa ber jumlah empat puluh lima buah; Artinya:


a. Kabupaten Karawang sejak masa kerajaan Mataram Hanyokrokusumo Rangga Gede mengembangkan pertanian dengan menanam padi pada bekas rawa-rawa untuk memasok kebutuhan pangan dalam rangka penyerangan ke VOC di Batavia;


b. Kabupaten Karawang sejak jaman dahulu telah dikenal sebagai "Lumbung Padi";c. Hamparan rawa-rawa sebagai asal muasal bumi tanah leluhur, memberikan pengertian bahwa tahun kemerdekaan tidak terlepas dengan kota Rengasdengklok sebagai tempat dirumuskan teks Proklamasi.
Read more ...

Sejarah Uang Indonesia

Masa Awal Kemerdekaan

Keadaan ekonomi di Indonesia pada awal kemerdekaan ditandai dengan hiperinflasi akibat peredaran beberapa mata uang yang tidak terkendali, sementara Pemerintah RI belum memiliki mata uang. Ada tiga mata uang yang dinyatakan berlaku oleh pemerintah RI pada tanggal 1 Oktober 1945, yaitu mata uang Jepang, mata uang Hindia Belanda, dan mata uang De Javasche Bank.
.

Mata uang Hindia Belanda dan mata uang De Javasche bank
.

Diantara ketiga mata uang tersebut yang nilai tukarnya mengalami penurunan tajam adalah mata uang Jepang. Peredarannya mencapai empat milyar sehingga mata uang Jepang tersebut menjadi sumber hiperinflasi. Lapisan masyarakat yang paling menderita adalah petani, karena merekalah yang paling banyak menyimpan mata uang Jepang.
.
.
Mata uang Jepang (Dai Nippon Teikoku Seihu)
.
.
Kekacauan ekonomi akibat hiperinflasi diperparah oleh kebijakan Panglima AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) Letjen Sir Montagu Stopford yang pada 6 Maret 1946 mengumumkan pemberlakuan mata uang NICA di seluruh wilayah Indonesia yang telah diduduki oleh pasukan AFNEI. Kebijakan ini diprotes keras oleh pemerintah RI, karena melanggar persetujuan bahwa masing-masing pihak tidak boleh mengeluarkan mata uang baru selama belum adanya penyelesaian politik. Namun protes keras ini diabaikan oleh AFNEI. Mata uang NICA digunakan AFNEI untuk membiayai operasi-operasi militernya di Indonesia dan sekaligus mengacaukan perekonomian nasional, sehingga akan muncul krisis kepercayaan rakyat terhadap kemampuan pemerintah RI dalam mengatasi persoalan ekonomi nasional.


Karena protesnya tidak ditanggapi, maka pemerintah RI mengeluarkan kebijakan yang melarang seluruh rakyat Indonesia menggunakan mata uang NICA sebagai alat tukar. Langkah ini sangat penting karena peredaran mata uang NICA berada di luar kendali pemerintah RI, sehingga menyulitkan perbaikan ekonomi nasional.


Mata Uang NICA

Oleh karena AFNEI tidak mencabut pemberlakuan mata uang NICA, maka pada tanggal 26 Oktober 1946 pemerintah RI memberlakukan mata uang baru ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai alat tukar yang sah di seluruh wilayah RI. Sejak saat itu mata uang Jepang, mata uang Hindia Belanda dan mata uang De Javasche Bank dinyatakan tidak berlaku lagi. Dengan demikian hanya ada dua mata uang yang berlaku yaitu ORI dan NICA. Masing-masing mata uang hanya diakui oleh yang mengeluarkannya. Jadi ORI hanya diakui oleh pemerintah RI dan mata uang NICA hanya diakui oleh AFNEI. Rakyat ternyata lebih banyak memberikan dukungan kepada ORI. Hal ini mempunyai dampak politik bahwa rakyat lebih berpihak kepada pemerintah RI dari pada pemerintah sementara NICA yang hanya didukung AFNEI.

Untuk mengatur nilai tukar ORI dengan valuta asing yang ada di Indonesia, pemerintah RI pada tanggal 1 November 1946 mengubah Yayasan Pusat Bank pimpinan Margono Djojohadikusumo menjadi Bank Negara Indonesia (BNI). Beberapa bulan sebelumnya pemerintah juga telah mengubah bank pemerintah pendudukan Jepang Shomin Ginko menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Tyokin Kyoku menjadi Kantor Tabungan Pos (KTP) yang berubah nama pada Juni 1949 menjadi Bank tabungan Pos dan akhirnya di tahun 1950 menjadi Bank Tabungan Negara (BTN). Semua bank ini berfungsi sebagai bank umum yang dijalankan oleh pemerintah RI. Fungsi utamanya adalah menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat serta pemberi jasa di dalam lalu lintas pembayaran.

.
Terbentuknya Bank Indonesia

Jauh sebelum kedatangan bangsa barat, nusantara telah menjadi pusat perdagangan internasional. Sementara di daratan Eropa muncul lembaga perbankan sederhana, seperti Bank van Leening di negeri Belanda. Sistem perbankan ini kemudian dibawa oleh bangsa barat yang mengekspansi nusantara pada waktu yang sama. VOC di Jawa pada 1746 mendirikan De Bank van Leening yang kemudian menjadi De Bank Courant en Bank van Leening pada 1752. Bank itu adalah bank pertama yang lahir di nusantara, cikal bakal dari dunia perbankan pada masa selanjutnya. Pada 24 Januari 1828, pemerintah Hindia Belanda mendirikan bank sirkulasi dengan nama De Javasche Bank (DJB). Selama berpuluh-puluh tahun bank tersebut beroperasi dan berkembang berdasarkan suatu oktroi dari penguasa Kerajaan Belanda, hingga akhirnya diundangkan DJB Wet 1922.

Masa pendudukan Jepang telah menghentikan kegiatan DJB dan perbankan Hindia Belanda untuk sementara waktu. Kemudian masa revolusi tiba, Hindia Belanda mengalami dualisme kekuasaan, antara Republik Indonesia (RI) dan Nederlandsche Indische Civil Administrative (NICA). Perbankan pun terbagi dua, DJB dan bank-bank Belanda di wilayah NICA sedangkan "Jajasan Poesat Bank Indonesia" dan Bank Negara Indonesia di wilayah RI. Konferensi Meja Bundar (KMB) 1949 mengakhiri konflik Indonesia dan Belanda, ditetapkan kemudian DJB sebagai bank sentral bagi Republik Indonesia Serikat (RIS). Status ini terus bertahan hingga masa kembalinya RI dalam negara kesatuan. Berikutnya sebagai bangsa dan negara yang berdaulat, RI menasionalisasi bank sentralnya. Maka sejak 1 Juli 1953 berubahlah DJB menjadi Bank Indonesia, bank sentral bagi Republik Indonesia.
.
Dhika R Putri [ Sumber Bank Indonesia ]
.
.















Read more ...

Fisika Batik

Fisika adalah ilmu tentang alam dan dinamikanya. Dalam meneliti alam, Fisikawan
senantiasa tertantang mencari aturan-aturan yang mendasari suatu fenomena alam.
Misalnya apa aturan yang menyebabkan terbentuknya pelangi? Apa aturan yang
menyebabkan turunnya hujan? Apa aturan yang membuat benda terapung, tenggelam
atau melayang?
Batik adalah lukisan tentang alam dan dinamikanya. Berbeda dengan para pelukis
naturalis yang melukis alam persis seperti apa yang dilihatnya, para pencipta batik
melukis alam dari sisi yang lebih dalam. Pencipta batik mencari pola dasar dari suatu
fenomena yang dilihatnya itu. Dari pola dasar ini ditambah dengan beberapa aturan
sederhana, pencipta batik dapat menghasilkan lukisan batik. Butuh suatu kejeniusan
untuk melihat pola dasar dan mencari aturan ini. Sadar atau tidak, pekerjaan seorang
pencipta batik mirip pekerjaan seorang fisikawan.
Misalnya seorang pencipta batik ingin melukis fenomena air yang muncrat. Ia tidak
langsung melukis muncratnya air begitu saja seperti yang ia lihat. Otaknya mencari
pola dasar dari muncratnya air ini yaitu berupa suatu segitiga. Setelah itu dicari aturan
sederhana seperti “kecilkan segitiga sekian kali lipat, lalu putar segitiga tersebut
beberapa derajat”. Jika pada tiap segitiga yang terbentuk diterapkan
aturan yang sama, maka kita akan sampai pada suatu lukisan setengah jadi yang
tampak seperti lukisan batik. Jika proses ini diteruskan oleh komputer
hingga segitiga yang sangat kecil maka hasilnya adalah lukisan muncratan air.
Disini dapat kita katakan bahwa batik adalah lukisan fenomena alam
yang “belum selesai”.
Disini kita lihat betapa jeniusnya si pencipta batik. Kehebatan si pencipta batik
terletak pada kemampuan ia mencari pola dasar serta aturan-aturan sederhana tanpa
menggunakan komputer sama sekali. Luar biasa sekali nenek moyang kita ini.
Nah sekarang apa hubungan antara fisika dan batik yang kami sebut dengan fisika
batik ini? Fisika batik berusaha membaca pikiran pencipta batik tentang alam dan
dinamikanya. Fisika batik mencari pola dasar dan aturan-aturan dari berbagai lukisan
batik. Dalam mencari aturan dasar ini, fisika batik dapat memanfaatkan aturan fisika
yang sudah ada, kemudian memodifikasinya ataupun menciptakan aturan fisika yang
baru. Menarik bukan?
Kita lihat tiga lukisan batik yang mempunyai unsur mega mendung (gambar a). Pola
dasar mega mendung yang ditemukan oleh fisika batik disini adalah garis lengkung
yang kita sebut inti awan . Sekarang gunakan aturan berikut “besarkan inti
awan ini dan tempatkan beberapa inti awan yang lebih kecil di dalamnya” Jika ini
diterapkan pada setiap awan yang terbentuk kita akan memperoleh lukisan batik
mega mendung . Jika inti awannya dibuat sangat kecil maka kita akan
mendapat lukisan awan mendung. Proses mengembangnya
(membesarnya) inti awan ini dan terbentuknya inti-inti awan baru yang lebih kecil,
akan lebih menarik jika menggunakan prinsip-prinsip fisika yang sudah berkembang
sebelumnya seperti tekanan, gerakan fluida dan sebagainya.

Berikutnya kita lihat motif batik burung. Pola dasar burung (atau sayap burung) ini
berupa suatu segitiga. Terapkan aturan berikut “kecilkan segitiga dan gerakan
segitiga seperti kepakan sayap” maka kita akan mendapatkan lukisan batik burung
(gambar b). Kalau aturan ini diteruskan sampai sayap yang sangat kecil maka kita
akan peroleh bentuk lukisan burung atau sayap burung (gambar c). Lukisan ini akan
lebih menarik jika dalam membuat gerakan kepakan sayap kita tidak asal
menggambar tapi memanfaatkan juga rumusan fisika (khususnya mekanika).

Yang unik dari Fisika batik ini adalah ketika kita sudah memperoleh pola dasar dan
aturan-aturannya, dengan mengubah sedikit saja aturan-aturan itu, kita bisa
menghasilkan pola batik yang berbeda. Jadi dapat dibayangkan, kita dapat membuat
ribuan bahkan miliaran motif batik yang baru, hanya dengan mengubah sedikit aturan
yang kita temukan itu.
4
Pada gambar dibawah ini batik pada gambar 4a kanan diperoleh dari bentuk segitiga
dengan aturan “buat segitiga besar besar, lalu kecilkan segitiga tersebut dan
tempatkan seperti pada gambar 4a kiri”, sedangkan batik pada gambar 4b kanan
diperoleh dengan mengubah sedikit aturan yaitu segitiga kecil yang pertama dibalik.
Menarik sekali bukan?

Nah kita sudah lihat betapa mengasyikannya bermain-main dengan fisika batik.
Sebagai kesimpulan dapat kami katakan bahwa banyak hal yang dapat kita peroleh
dari pengembangan fisika batik ini, antara lain: 1) memahami suatu fenomena alam
dari sisi lain yang sebelumnya belum terpikirkan; 2) mengembangkan banyak motif
batik yang baru dari motif batik yang sudah ada; 3) mempelajari pola pikir para
pencipta batik, secara tidak langsung kita belajar budaya nenek moyang kita; 4)
semakin melihat betapa jeniusnya para pencipta batik ini, dan semakin menghargai
hasil ciptaan mereka. Ini akan menimbulkan rasa bangga ketika kita memakai batik
buatan Indonesia.

Dhika R Putri [ Sumber ]
Read more ...

Apakah benar Astronot Mendarat di Bulan ?




Akhir-akhir ini ada banyak pertanyaan tentang teori konspirasi Astronot.  Intinya : apakah para astronot seperti Neil Armstrong, Edwin Aldrin benar-benar mendarat di bulan? Ataukah itu hanya tipuan?
1.     Bendera yang dipegang Astronot berkibar.
Menurut  para penuduh, di bulan (ruang hampa) bendera tidak mungkin berkibar, sehingga video yang dibawa dari bulan itu adalah palsu.   
Jawaban saya:
Menurut fisika kalau kita gerakan tiang bendera dalam arah berputar, bendera akan menerima momentum putar (momentum sudut) yang akan membuat bendera berkibar dimanapun ia berada (termasuk di ruang hampa).
Jadi teori konspirasi ini lemah sekali dasarnya.
Berikut ini adalah eksperimen yang dilakukan untuk menunjukan bahwa memang bendera dapat berkibar di ruang hampa.
2.     Jejak kaki di pasir.
Menurut para penuduh, jejak kaki tidak akan terlihat di pasir yang kering (tidak ada air). Ini benar jika ukuran pasirnya agak besar. Mereka tidak berpikir kalau di bulan itu pasirnya beda dengan di bumi. Di bulan pasirnya sangat halus, mereka mudah membentuk jejak kaki.
Berikut ini eksperimen yang dilakukan untuk membuktikan hal ini.

Masih banyak video-video lain yang dapat dilihat untuk membuktikan bahwa tuduhan yang ditujukan pada para astronot  mempunyai dasar ilmiah yang lemah.

Tentang bayangan akibat  satu sumber cahaya:

Tentang bayangan putih diantara bayangan hitam:

Secara akal sehat, sulit dibayangkan  para Astronot (+ beberapa ilmuwan) mau melacurkan diri untuk melakukan penipuan  masal ini. Sepintar-pintarnya mereka menipu, pasti akan ketahuan karena banyak ilmuwan-ilmuwan lain yang akan membuka kedok penipuan ini.  Andaikata para Astronot ini dapat dibeli untuk melakukan penipuan masal ini, tentu mereka juga dapat dibeli oleh para  penerbit buku yang akan membuka borok penipuan publik ini. 


Dhika R Putri [ Sumber ]

Read more ...

Revolusi Matematika Mengubah Peradaban


"The essence of mathematics is not to make simple things complicated, but to make complicated things simple”
~S. Gudder~

Coba anda tanyakan pada seorang anak, apa yang paling ia takutkan dalam dunia mungilnya? Boleh jadi jawabannya bukanlah hantu atau monster, melainkan sebuah mata pelajaran yang sebenarnya begitu penting bagi kelangsungan hidupnya, yaitu matematika.
Terdengar berlebihan? Tentu tidak  jika anda melihat data hasil survey yang dilakukan oleh Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) pada tahun 2007. Organisasi internasional yang mengukur kemampuan matematika dan sains di berbagai negara ini menerapkan patokan skor 625 untuk level tingkat lanjut, 550 untuk level tinggi, 475 untuk  level menengah, dan 400 untuk level rendah. Lalu berapa skor yang diperoleh Indonesia? 397!. Negara kita bahkan ada di posisi beberapa poin dibawah level terendah! Tak heran kita menduduki peringkat ke 35 dari 47 negara yang terdata dalam survei.
Apakah kita kurang belajar? Ironisnya, jam pelajaran matematika anak-anak di Indonesia justru termasuk dalam jajaran tertinggi didunia! Dalam satu tahun, siswa kelas 8 di Indonesia rata-rata menghabiskan 169 jam untuk belajar matematika disekolah. Itupun belum termasuk segala les dan bimbingan belajar yang di ikuti kebanyakan anak-anak kaum metropolitan. Bandingkan dengan Singapura yang hanya 112 jam , tetapi mampu menggapai peringkat 3 besar dunia !
Kini pertanyaannya adalah mengapa? Jika jam belajar disekolah tidak berbanding lurus dengan prestasi siswa, apa yang salah? Mengapa matematika tetap menjadi monster yang menakutkan bagi anak-anak Indonesia?  
Antara Matematika dan Impian Indonesia
Berawal dari impian untuk melahirkan 30.000 ilmuwan di Indonesia pada tahun 2030, Prof. Yohanes Surya,P.hd mengembangkan strategi untuk mengubah matematika menjadi ilmu yang lebih “manusiawi”. Maklum, sebagai The Queen of Science, matematika merupakan keahlian dasar yang mutlak harus dikuasai bila ingin menaklukkan dunia sains. Akhirnya, lahirlah metode matematika gasing yang membuat anak-anak memahami matematika dengan cara yang gampang, asyik dan menyenangkan.
Dalam waktu 2 tahun, propaganda  matematika gasing mentargetkan minimal 10 % dari jumlah jiwa seluruh anak Indonesia dan diharapkan dapat menghasilkan efek bola salju yang menggulirkan revolusi matematika di Indonesia. Bahkan goalnya adalah membuat kemampuan matematika anak-anak Indonesia menduduki peringkat 5 besar dunia!. Terdengar muluk-muluk? Tentu tidak karena strategi multiplier effect yang diterapkan membuat penyebarannya semakin mudah. Dengan mendidik para trainer yang akan melatih calon-calon trainer lainnya, angka 4 juta anak tidaklah mustahil.
Bersama dengan timnya, Profesor yang terkenal rendah hati ini mulai mempelopori tren matematika yang menyulut pergerakan skala besar. Lewat program kabupaten cinta matematika di Papua, beliau menantang para bupati untuk mengirimkan anak-anak terbodoh, dan hasilnya anak-anak itu menjadi pemenang olimpiade matematika. Berikutnya program Gerakan Ibu Pandai Matematika (Gipika) digulirkan. Propaganda ini tak hanya disambut meriah oleh Indonesia tetapi juga mengundang rasa penasaran dunia internasional. Bahkan negara-negara Afrika seperti Nigeria dan Uganda akan mengirimkan perwakilannya untuk belajar matematika dari Indonesia.
Bersahabat Dengan Matematika
Yang suka matematik tepuk tangan
Yang suka matematik tepuk tangan
Matematika gampang
Matematika asyik
Matematika itu menyenangkan
Suara gegap gempita, nyanyian riang dan tepuk tangan yang antusias bergema nyaring di sebuah ruangan lantai dua Gedung Heartline Center. Sungguh diluar dugaan, kehebohan ini tidaklah berasal dari sebuah konser pertunjukan, tetapi dari seminar pelatihan matematika.
Bila anda menghadiri pelatihan ini, dipastikan image matematika yang sulit akan runtuh seketika. Dengan penjabaran kreatifnya, sang profesor berhasil membuat para peserta tercengang. Matematika ternyata sangatlah mudah! Bahkan materi yang sulit seperti pecahan dan bangun ruang dapat dijelaskan dengan bahasa yang sangat sederhana. Dan ajaibnya, tanpa perlu menghapal rumus dan satu lembar kertas burampun, soal-soal dapat terjawab dalam waktu sekejap. Tak heran metode revolusioner ini mengundang berbagai decak kagum.
“ Coba ya dari dulu diajari yang seperti ini…” , ujar seorang bapak sambil menggeleng keheranan. “
“ Yuk, balik lagi ke SD! Matematika kita pasti juara satu !”, sambut yang lain.  
Mitos Monster Matematika
Dalam kehidupan sehari-hari, adakalanya kita mempercayai hal-hal yang belum tentu teruji kebenarannya. Pendapat umum yang belum tentu benar tersebut terlanjur tertanam dan akhirnya diwariskan pada generasi berikutnya. Dari sinilah sebuah mitos berawal. Mitos ini juga berlaku dalam hal cara pandang terhadap matematika. Bila pengalaman kita cenderung buruk, misalnya selalu bertemu dengan guru matematika yang galak, tak heran kita pun juga percaya dengan mitos matematika memang monster yang menakutkan. Namun, apa kata Matematika Gasing tentang monster matematika?
Mitos 1 : Matematika memang susah..
Begitu anda berhadapan dengan metode gasing, pandangan ini dipastikan segera hancur berkeping-keping. Tak hanya menyediakan jalan penyelesaian soal termudah, metode gasing juga mengajarkan para pendidik untuk menyajikan matematika dengan cara yang sangat unik untuk dipahami anak-anak. Misalnya menggunakan lagu anak-anak untuk menyanyikan perkalian, sehingga mereka tidak merasa dipaksa menghapal.
Mitos 2 : Matematika hanya milik anak-anak “otak kiri”
Tidak semua anak belajar dengan cara yang sama. Jika anak-anak “otak kiri” lebih cepat dalam hitung-hitungan, anak dengan tipe otak kanan lebih mudah menyimpan informasi yang berbentuk gambar. Akibatnya ada anggapan bahwa, matematika hanya milik anak-anak “otak kiri”.
Padahal, semua angka-angka dalam matematika sebenarnya hanyalah perwakilan dari bentuk yang nyata. Dengan sistem konkret à abstrakà mencongak, sebelum masuk keperhitungan angka-angka, anak-anak akan melihat bentuk konkretnya. Misalnya, diberikan gambar satu kotak berisi lima permen. Bila kotaknya ada dua, isinya 10 permen. Setelah itu, anak baru menuliskan simbol 1 X 5 = 5 dan 2 X 5 = 10. Tentu saja dengan cara ini, anak-anak yang tipe belajarnya visualpun tidak akan kesulitan memahami matematika.
Mitos 3 : Doktrin Menghapal Rumus
Pola belajar matematika yang konvensional seringkali memaksa anak untuk “menelan” mentah-mentah selusin rumus. Misalnya volume limas = 1/3 luas alas X tinggi. Jika ada yang bertanya, “Kenapa rumusnya bisa begitu?” Jawabannya seringkali cukup menjengkelkan, “Sudahlah, terima saja, memang sudah begitu dari sononya”
Bayangkan ada belasan bentuk bangun datar dan bangun ruang. Betapa anak akan tersiksa jika diwajibkan “menelan” semuanya. Alih-alih memaksa anak menghapal rumus, matematika gasing membuat anak menemukan sendiri rumusnya dan mengingatnya secara otomatis. Misalnya untuk kasus limas. Dengan menggunakan peraga balok dan limas segiempat yang memiliki luas alas dan tinggi yang sama, kita lakukan percobaan. Limas diisi air sampai penuh, lalu dituangkan ke dalam balok. Ternyata butuh 3 kali dilakukan supaya balok penuh dengan air. Anak akan secara otomatis mengingat bahwa volume limas adalah sepertiganya volume balok.  Sangat sederhana, bukan? Gitu aja kok repot.
Kecanduan Matematika
Latihan…latihan…dan latihan.. memang menjadi syarat utama untuk menaklukkan dunia matematika. Matematika gasing yang menyajikan latihan dalam bentuk berbagai games yang menarik justru akan membuat anak semakin penasaran dan akhirnya “kecanduan” dengan matematika. Matematika tak lagi membosankan. Matematika berubah menjadi begitu seru dan menyenangkan. Itulah yang terjadi dalam suasana pelatihan matematika gasing. Ketika Profesor Yohanes Surya menuliskan sederet soal, para peserta berlomba-lomba adu cepat menjawabnya. Mereka begitu antusias. Bahkan, mereka tak segan-segan meminta soal-soal yang lebih menantang.
“Ibuku Pandai Matematika…”
Pada hari terakhir pelatihan, seorang Ibu bercerita bahwa anaknya sangat membenci matematika. Setelah mengikuti pelatihan, sang Ibu segera mengajarkan matematika gasing pada anaknya. Takjub dengan kemudahan matematika, sang anak dengan bersemangat mengusulkan agar ibunya membuka bimbel untuk mengajar teman-temannya yang lain. Wah..wah… ide bisnis baru… Siapa yang tidak bangga punya mama yang jago matematika ?
Kaum bapak juga tak mau kalah. Sambil berseloroh, seorang Bapak yang menjadi peserta pelatihan berkata, “ Gipika itu juga bisa berarti gerakan papi pandai matematika”. Tawa para hadirin pun mengiyakan gurauan itu.
Jangan remehkan peran seorang ibu, itulah yang dipercayai Profesor Yohanes Surya. Indira Gandhi , salah seorang tokoh wanita ternama di dunia pernah mengatakan bahwa, kaum wanita adalah rumah dan rumah adalah basis masyarakat, jika kita dapat membangun rumah dengan baik maka kita dapat membangun negara yang baik. Karena itu, untuk membangun sebuah bangsa, didiklah kaum wanitanya. Dengan adanya Gerakan Ibu Pandai Matematika, maka diharapkan lahir anak-anak cerdas , cikal bakal generasi Indonesia yang kelak akan punya kompetensi untuk mengubah nasib bangsa.
Panggilan Untuk Mengubah Peradaban
Anda mungkin berpikir hanya orang-orang hebat tertentu yang dapat mengubah masa depan sebuah bangsa. Atau barangkali anda berpendapat visi melahirkan jutaan manusia cerdas di Indonesia letaknya jauh diatas awan-awan. Salah besar ! Sama seperti pepatah Tionghoa yang mengajarkan “perjalanan ribuan mil selalu dimulai dari langkah pertama”, demikianlah sebuah impian besar sebenarnya dapat diuraikan menjadi langkah-langkah kecil.
Siapapun anda, ada sebuah tanggung jawab untuk mewariskan kehidupan yang lebih baik pada generasi yang akan datang. Bila anda seorang pendidik, anda dapat menginspirasi anak didik anda dengan pembelajaran yang kreatif. Bahkan walaupun anda hanya seorang ibu rumah tangga biasa, dengan mengajarkan putra-putri anda mencintai matematika, anda telah ambil bagian dalam misi mulia mencerdaskan kehidupan bangsa.
John Louis von Neumann, salah satu ilmuwan pioneer mekanika kuantum pernah berkata, “Jika orang-orang tak dapat mempercayai bahwa matematika sebenarnya sangatlah sederhana, itu karena mereka tak menyadari betapa rumitnya kehidupan ini “. Artinya, matematika tidak pernah dimaksudkan untuk menambah kesulitan hidup kita yang memang sudah ruwet. Bila kita masih dapat menangani permasalahan hidup yang sulit dengan baik, bukankah jauh lebih mudah menghadapi soal matematika?
Akhir kata, Percayakah anda bahwa matematika sanggup mengubah sebuah peradaban? Inilah yang dialami anak-anak dari Papua. Selama bertahun-tahun, mereka dibesarkan di pegunungan dan berkeliaran hanya dengan mengenakan koteka. Bahkan ada bahasa daerah suku-suku tertentu yang tidak mengenal bilangan lebih dari empat! Namun, hanya dalam waktu kurang dari setahun anak-anak ini kini sedang disiapkan untuk menjadi juara dunia olimpiade matematika.  Bukankahmatematika itu hebat? Kini giliran anda untuk membuktikannya

Dhika R Putri [ Yohanes Surya dan Berbagai Sumber ]
Read more ...

FISIKA

PELITA KARAWANG ADMIN